Kisah Seorang Pendeta Yahudi Rindu Berjumpa Sang Nabi Penutup Zaman

Assalaamu'alaikum wr wb
Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam 
Sholawat serta salam tetap tercurahkan kpd bginda besar kita Nabiyuna Muhammad SAW..

Next>>>>
 Hai bpk2, ibuk2, mbak2, adek2, yg saya cintai dan juga mencintai saya
πŸ˜πŸ˜… pada malam yg cerah ini semoga yg membaca kisah ini di berikan rizki yg melimpah n berkah rugi sekali kalau ndak baca sampai akhir,  silahkan membca dan smga brmanfaat + mennambah pgetahuan. ..Aamiinn
πŸ™πŸ™

Lanjutt>>>>>




Suatu hari diKota Syam (Syiria) ada seorang pendeta Yahudi yang sangat membenci Rasulullah Muhammad Saw. Pendeta tersebut mempunyai
sebuah kegiatan kerohanian yang diadakan tiap Sabtu, dan dihadiri
puluhan ribu jema’at.

Suatu saat ketika ia sedang mempersiapkan materi yang akan diajarkan, ia
menemukan sejarah keagungan Nabi Muhammad saw dalam kitab Taurat yang
dibacanya. Semula terdapat delapan tempat dimana sejarah Rasulullah
tertulis dalam kitab agungnya orang Yahudi itu. Karena rasa bencinya
kepada Rasulullah, ia merobek delapan tempat tersebut.

Pada hari Sabtu berikutnya (pekan kedua) di kesempatan yang sama ia
menyiapkan materi kitab Taurat yang akan diajarkan kepada
murid-muridnya. Ia kembali menemukan keterangan dalam kitab tersebut
yang menjelaskan tentang sejarah Rasulullah saw pada 16 tempat dan
semuanya itu juga ia robek. Kemudian pada pekan hari Sabtu berikutnya
(pekan ketiga) saat ia mempersiapkan materi untuk pengajian kitab
Tauratnya, kembali ia menemukan 24 tempat dalam kitab tersebut yang
menceritakan tentang Rasulullah saw dan semuanya pun juga dirobeknya.

Namun apa yang telah ia lakukan membuat ia menjadi penasaran ingin
bertemu dengan Rasulullah Muhammad saw. Ia berpikir jarak antara
daerahnya (Syam) dan Kota Madinah adalah perjalanan selama 30 hari
(menggunakan onta), sehingga perjalanan itu harus meninggalkan kegiatan
rutinnya paling tidak 8 kali pertemuan.

Beberapa orang murid mencoba untuk mengingatkan sang pendeta Yahudi
tersebut, “Sebaiknya tuan pendeta tidak menemui Muhammad, karena
siapapun orang yang bertemu dengannya pasti akan tunduk padanya, kalau
nanti anda tunduk kepada Muhammad, lalu siapa yang nantinya memimpin
kami ?”. Mendengar nasehat tersebut pendetapun mengurungkan niatnya
pergi ke Madinah untuk menemui Muhammad .

Namun karena penasaran, sepekan kemudian sang pendeta kembali
mengutarakan keinginannya yang tertunda tersebut.  Tapi kembali
murid-muridnya melarangnya. Hal tersebut terulang tiga kali. Hingga
akhirnya pendetapun berkata: ”  Atas kebesaran Nabi Musa dan Kitab
Taurat saya harap kalian memperkenankan saya bertemu Muhammad”.
Dan para muridpun akhirnya merelakan pendetanya pergi menemui Nabi besar
Muhammad saw.

Singkat cerita, berangkatlah sang pendeta ke Madinah. 30 hari kemudian,
setiba di pintu gerbang kota, sang pendeta berjumpa seorang lelaki
tampan, berkulit putih, berbadan tinggi dan berbaju serba putih. Ia
mengira bahwa lelaki itu adalah Muhammad, iapun menyapanya : “Assalamu
Alaika yaa Muhammad”.

Namun tanpa disangka, lelaki itu tiba-tiba menangis tersedu-sedu begitu
mendengar sapaan tersebut. Si pendeta terheran-heran. Tak lama laki-laki
itupun mendekati si pendeta dan menanyakan asal sang pendeta “Anda dari
mana ?”. “Saya dari tempat yang jauh, dari Syam dan saya ingin bertemu
Muhammad” jawab si pendeta.

Mendengar jawaban tersebut, laki-laki itupun segera mengantarkannya ke
Masjid Nabawi.
Di depan pintu masjid pendeta yang sudah tak sabar lagi bertemu
Rasulullah segera mengucapkan salam “Assalamu’alaikum, Assalamu Alaika
Yaa Muhammad”.

Seketika semua sahabat yang berada di dalamnya menangis tersedu-sedu. Ia
semakin kaget karena setiap ia mengucapkan salam kepada penduduk Madinah
mereka langsung menangis. Ketika suasana masjid makin penuh disesaki
isak suara tangis, sahabat Ali bin Abi Thalib segera menemuinya dan
terjadilah percakapan :

Ali ra : “ Anda dari mana ?”
Pendeta : “ Saya dari tempat yang jauh, kota Syam”
Ali ra: “Ada keperluan apa anda kemari ?”
Pendeta : “Saya ingin bertemu Muhammad”,
Ali ra : “ Terlambat…! Seminggu yang lalu beliau wafat,”
Pendeta (sambil penuh penyesalan) : “Kalau begitu saya ingin melihat
jubahnya!”

Ali ra lalu menyuruh sahabat Bilal bin Rabah untuk mengambilkan jubah
Nabi di rumahnya. Sesampai di depan pintu rumah, Bilal berkata “ Wahai
Sayyidah Fatimah, ada tamu ingin melihat jubah Rasulullah, saya disuruh
sahabat Ali untuk mengambilkan jubah itu untuknya,”.

Sayyidah Fatimah segera membuka lemari tempat jubah disimpan. Putri
bungsu Rasulullah itu langsung menangis teringat bau harum tubuh
ayahandanya tercinta. Diciuminya jubah tersebut, sebelum beliau berikan
kepada Bilal. Bilalpun kemudian menangis sambil membawanya ke masjid
Nabawi. Dan begitu Bilal sampai di masjid, semua sahabat yang berada di
dalam masjid menangis teringat Rasulullah saw.

Setelah Bilal menyerahkan jubah kepada Ali, Ali segera memberikan jubah
tersebut kepada sang pendeta, yang segera menciuminya seraya berkata “
Ternyata benar, dialah utusan Allah, beginilah bau harum Nabi Muhammad
saw seperti yang disampaikan dalam kitab Taurat !“.

Dan ketika jubah itu ia hamparkan, ia melihat dua belas tambalan pada
jubah tersebut, sesuai dengan apa yang diterangkan dalam kitab Taurat.
Sang pendetapun makin yakin bahwa orang yang baru seminggu meninggal dan
ditangisi semua orang itu adalah Muhammad yang tertulis dalam kitabnya,
dan ia adalah utusan Allah.

Wahai sahabat Ali, bagaimana cara saya bisa masuk Islam ?”, tanya pendeta.

”Katakanlah, Asyhadu an Laa Ilaaha Illa Allah, Wa Asyhadu Anna
Muhammadan Rasulullah” jawab Ali, lembut.

Sang pendeta segera mengikuti ucapan Ali ra. Maka resmilah ia menjadi
seorang Muslim.

“ Wahai sahabat Ali! Aku ingin berziarah makam Rasulullah Muhammad
Saw”, pintanya tak lama setelah ia bersyahadat.

Ali lalu menyuruh sahabat Bilal untuk mengantarkannya ke makam Rasul.
Sesampainya di sana sang bekas pendeta mengangkat kedua tangannya seraya
berkata :

    “Yaa Allah.. !  Aku ingin bertemu Nabi Muhammad, namun kini aku
    sudah terlambat, dan aku ingin agar engkau mempertemukanku dengannya
    di alam barzakh, mohon matikanlah aku !”.

Tiba-tiba iapun terjatuh dan langsung meninggal dunia. Inna lillahi wa inna ilaihi
roji’un. Para sahabat kemudian memakamkan mantan pendeta tersebut di
pemakaman  Baqi, tak jauh dari masjid Nabawi dimana Nabi yang tadinya
dibencinya itu dimakamkan.

Begitulah Allah berkehendak memberikan hidayah kepada seorang pendeta
Yahudi yang sangat membenci Rasulullah saw, melalui ayat-ayat yang
tertulis dalam kitab Taurat.

Wallahu’alam bish shawwab.

Demikian lah akhir dari kisah sang pendeta sob,,okeee...terimakasih telah menyempatkan hadir dalam blog sederhana ini sob smga bermanfaat dunia akhirat...Aamiinnn.. ..πŸ™πŸ™πŸ‘πŸ‘ 

Burung merpati burung cidrawasih
Sekian dulu dan terimaksihh....
Wassalaamu'alaikum wr wb
Nb: coment and like
πŸ‘


No comments:

Post a Comment